Pages

Labels

Senin, 25 Februari 2013

ronaldo memperkuat barcelona

Hal ini mungkin tampak tidak mungkin sekarang, tetapi jika semua berjalan berbeda, Cristiano Ronaldo bisa saja memperkuat Barcelona di laga El Clasico tengah pekan ini, dengan Lionel Messi mengenakan jersey putih kebesaran Real Madrid.

Cristiano selalu mengatakan bahwa impiannya saat masih muda adalah bermain untuk Madrid, sementara ketika dia ditanya tentang kemungkinan hengkang ke Barcelona pada 2010, jawabannya sangat mengejutkan. "Anda tidak akan pernah dapat mengatakan tidak akan minum dari gelar itu, Anda tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan."

Ronaldo mendarat ke Santiago Bernabeu pada 2009, bergabung dengan transfer yang memecahkan rekor dunia €94 juta. Dalam dua musim panas sebelumnya, bagaimanapun juga, Manchester United berang dengan taktik yang dilakukan Madrid dalam mengejar jasa Ronaldo, sehingga membuat pelatih Sir Alex Ferguson mengatakan: "Mereka adalah mafia, saya bahkan tidak akan bersedia menjual sebuah virus kepada mereka."

Sementara itu, Barcelona mengamatinya dengan ketertarikan. Sebelumnya, striker kiri klub Catalan pada formasi 4-3-3 diisi Ronaldinho, pemain terbaik dunia 2005 dan sebagian besar 2006 sebelum akhirnya performanya menurun dengan drastis dan membuat klub ragu apakah mereka butuh bintang baru. Dengan situasi tersebut, direktur olahraga Barca saat itu, Txiki Begiristain, bertemu dengan agen Ronaldo, Jorge Mendes pada Februari 2007 untuk mendiskusikan transfer.

Pada 2008, presiden Barcelona Joan Laporta mendapatkan kecaman menyusul hasil negatif di musim 2006/07 dan 2007/08, begitu juga dengan gaya kepemimpinannya. Dia kehilangan sebagian besar dukungan, Laporta akan menjalani pemilihan pada bulan Juli di tahun yang sama dan satu-satunya sosok yang menjadi rivalnya adalah presiden Barca saat ini, Sandro Rosell. Dan kemudian, Laporta berjanji dalam kampanyenya untuk merekrut bintang untuk Barca yaitu Ronaldo.


STATISTIK RONALDO & MESSI DI SPANYOL
 MESSI DI BARCELONA (2004-2013)
MAIN
GOL
ASSISTS
TROFI MAYOR
367
302
115
19
 RONALDO DI MADRID (2009-2013)
MAIN
GOL
ASSISTS
TROFI MAYOR
182
183
43
3
Rosell mengukir namanya dengan bekerja untuk Nike dan menjadi sosok kunci untuk perekrutan Ronaldinho, di mana ia bertindak sebagai wakil Laporta sebelum keduanya berseteru, menggunakan koneksinya di Brasil dan dengan perusahaan olahraga untuk membujuknya hengkang dari PSG pada 2004.

Nike tetap menjadi sponsor jersey untuk tim Catalan tetapi tidak memiliki kontrak dengan pemain Barca sejak Ronaldinho hengkang pada 2008. Rosell sekarang berharap dapat mengubah itu dengan memboyong Neymar, tetapi pada 2008, ia menginginkan Ronaldo.

Saat itu, tentu saja, Messi dengan cepat memenangkan hati fans Blaugrana, kemudian di 2008 dan musim-musim berikutnya pemain Argentina itu memainan sepakbola terbaik di Camp Nou di bawah asuhan Pep Guardiola dan Tito Vilanova.

Messi menjalani debut untuk Barca pada Oktober 2004 dan ditawari kontrak baru di bulan Mei setahun setelahnya usai tampil impresif sepanjang musim. Messi adalah lulusan dari sistem pembinaan pemain La Masia dan bahagia di Barca. Dia tidak berpikir dua kali untuk menandatangani kontrak baru. Kesepakatan tersebut, bagaimanapun juga, ilegal karena sebagai pemain yang masih di bawah umur (17 tahun), tanda tangan ayah pemain dibutuhkan.

Marah karena diabaikan Barcelona, tidak senang dengan ingkar janji yang dilakukan Barcelona di masa lalu dan yakin mereka dapat mendapatkan uang lebih banyak di tempat lain, ayah Messi berpikir apakah anaknya akan lebih baik bergabung ke klub lain dan salah satu agen Leo menawarkan sang pemain ke Madrid dengan status bebas transfer.

Florentino Perez, di tahun pertamanya sebagai presiden di Santiago Bernabeu, beroikir panjang dan keras untuk merekrut salah satu pemain muda terbaik dengan gratis, tetapi takut konflik klasik dengan Barcelona dan sudah merasa khawatir dengan kesepakatan seperti itu setelah banyaknya hal negatif usai perekrutan Luis Figo dari Barca di tahun 2000.

Pada akhirnya, Barcelona bergerak cepat untuk membenahi kesalahan mereka, membuat kontrak baru dan Messi menjadi idola sejak saat itu. Saat ia berhasil membawa klub meraih banyak trofi, memecahkan banyak rekor secara reguler dan memenangkan empat Ballon d'Or, Cristiano terus mengukir namanya di sejarah Madrid, berkat rasio golnya yang luar biasa dan performanya yang istimewa sejak bergabung pada 2009.

Messi bertemu lagi dengan Ronaldo di tengah pekan nanti yang akan menjanjikan laga penuh intrik El Clasico. Leo mempimpin Barcelona saat ini dan Ronaldo dapat menjadi kapten dengan absennya Iker Casillas. Mustahil untuk membayangkan sebaliknya, namun semua itu bisa saja terjadi.

Sabtu, 23 Februari 2013

Ronaldo kembali ke Manchester United

Manchester United siap mengakuisisi kembali hak kepemilikan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid pada jendela transfer musim panas mendatang.

Seperti diketahui, megabintang Portugal itu pernah menjadi pujaan publik Old Trafford selama enam tahun sebelum hijrah ke Santiago Bernabeu pada 2009 dengan rekor transfer termahal dunia sebesar £80 juta.

Meski penampilannya semakin menawan bersama Los Blancos, khususnya dalam urusan membobol gawang lawan, Ronaldo musim ini beberapa kali diberitakan bakal menuju pintu keluar Bernabeu, terutama usai mengungkapkan ketidakbahagiaannya beberapa bulan lalu. Diskusi kontrak baru yang terus ditunda-tunda kian menguatkan spekulasi.

Menurut laporan teranyar media Inggris, The Daily Star, The Red Devils tengah merancang "paket finansial kompleks" untuk merealisasikan kepulangan CR7 ke Theatre of Dreams.

Dengan Financial Fair Play sudah mulai diberlakukan, United kabarnya akan berupaya mengajak sponsor anyar mereka, Chevrolet, guna membantu menyiasati aturan UEFA tersebut.

Mereka akan mengajukan tawaran sebesar £55 juta kepada Madrid agar melego sang bintang kemudian memberikan gaji lebih rendah dari yang diterimanya saat ini. Hal tersebut dilakukan agar anggaran pengeluaran klub tidak melebihi pemasukan.

Nantinya, Chevrolet akan menunjuk Ronaldo sebagai duta global brand mereka sebagai bagian dari transfer dan mengkover selisih gaji sang pemain.

The Daily Star juga menyebut agen CR7, Jorge Mendes, menyambut positif kemungkinan ini dan sedang mengintai potensi kontrak-kontrak komersial yang bisa diperoleh Ronaldo di masa datang jika ia kembali ke Inggris.

Kamis, 21 Februari 2013

zidan kembali ke real madrid


wah bintang lapangan yang satu ini akan kembali ke madrid bukan untuk bermain tapi untuk memajukan dunia sepak bola real madrid
Media-media Spanyol menyebutkan bahwa Zinedine Zidane akan kembali ke Santiago Bernabeu per musim panas tahun ini.
Intinya legenda hidup yang akrab disapa Zizou tersebut akan kembali bekerja bersama Real Madrid sebagai pelatih tim muda Los Blancos.
El Confidencial menyebutkan bahwa hal itu sebagai langkah awal dari jangka panjang Madrid, Zidane kembali usai menyelesaikan kursus kepelatihannya.
Sebagai permulaan Zidane akan dijadikan pelatih tim yunior, namun sasaran utamanya adalah menjadi pelatih senior Madrid di masa depan, dan hal itu ada keinginan presiden saat ini Florentino Perez

klub futsal tampil V-Sport For Her.


wah kali ini memang luar biasa suatu olahraga yang sangat diminati oleh semua orang ini ternyata banyak juga dari wanita.
Olahraga futsal kini tidak lagi didominasi kaum pria, melainkan wanita. Sehungan hal tersebut, V-Sport bekerjasama dengan Bolalob menggelar Liga Futsal Mahasiswi 2013 dengan titel V-Sport For Her.
Agenda tersebut, merupakan upaya lebih mengenalkan futsal dalam masyarakat. Di samping itu, bertujuan talent scouting pemain untuk tim nasional putri.
Manager Partner Bolalob, Murtianto kepada wartawan di Vidi Arena, Pancoran, Rabu (20/2) mengatakan, perkembangan futsal di Indonesia memang sangat luar biasa. Namun untuk sektor wanita, masih memprihatinkan.
Fakta itulah yang membuat pihaknya bersama V-Sport akhirnya berkolaborasi untuk menggelar V-Sport For Her.
"Ini akan menjadi tonggak bagi perkembangan dan pembinaan futsal di Indonesia, khususnya untuk sektor wanita. Kami ingin adanya persamaaan gengsi antara putra dan putri. Apalagi, di event internasional seperti SEA Games, futsal putra dan putri sama-sama memperebutkan medali emas," ujarnya.
"Kami berharap, dengan adanya V-Sport For Her ini bisa menyaring pemain-pemain berbakat yang nantinya akan disalurkan ke timnas," ujar wartawan olahraga senior tersebut.
Kemudian, Murtianto melanjutkan, kejuaraan direncanakan bisa digelar secara berkesinambungan. Itu penting karena saat ini hampir di setiap kota sudah ada beberapa tim futsal putri, terutama di kalangan kampus.
"Kami akan berupaya menjadikan V-Sport For Her, menjadi kompetisi rutin yang digelar setiap tahun. Untuk penyelenggaraan perdana, baru kami gelar di Jakarta, atau tepatnya di Vidi Arena," imbuh Murtianto.
Sementara itu, Vivin C Sungkono, Direktur V-Sport yang juga menjabat Ketua Bidang Futsal Wanita di PSSI, merasa mempunyai tanggungjawab untuk terus membangun kekuatan futsal putri Indonesia.
"Sebagai kaum wanita, rasanya saya juga iri melihat kesenjangan antara futsal putra dan putri. Saya berharap, dengan adanya V-Sport For Her cita-cita dan harapan bisa memiliki tim futsal wanita yang berprestasi mampu terwujud. Paling tidak, kita bisa bersaing dalam perburuan medali emas di SEA Games," kata Vivin.
Pada gelaran perdana, V-Sport For Her akan diikuti 12 tim dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Ke-12 tim itu adalah Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Universitas Budi Luhur Jakarta, Universitas Islam Negeri Jakarta, Universitas Binus Jakarta, Universitas Nasional Jakarta, Universitas Muhamadiyah Tangerang, Universitas Padjajaran, Universitas Negeri Yogyakarta, Vokasi Universitas Indonesia, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Wates, dan Universitas Indonesia.
Turnamen tersebut akan menggunakan sistem pertandingan setengah kompetisi. 12 tim peserta. Nantinya akan mengikuti pra liga pada 23 Februari di Vidi Arena. Mereka akan dibagi dalam empat grup, dua tim terbaik akan maju ke delapan besar. Tahapan Pra Liga tersebut ditujukan untuk memperoleh peringkat para peserta, yang akan digunakan sebagai bahan penentuan Divisi dalam Liga V-Sport For Her.
Selanjutnya, tahapan kedua atau liga, juga digelar di Vidi Arena, 23 Maret. Pada tahapan liga tersebut, tim yang lolos ke Divisi Utama akan berkompetisi secara penuh setiap hari Sabtu dan Minggu sampai babak final four.

Rabu, 20 Februari 2013

50 klub terbaik dunia tahun 2013



50 Klub Sepakbola Terbaik Eropa Sepanjang masa - Klub sepakbola Eropa memang terkenal diseluruh dunia, selain itu selalu melahirkan pemain-pemain berbakat dan hebat setiap zamannya masing-masing.
Klub terbaik didunia sepanjang masa, mungkin itulah yang bisa dikatakan untuk menilai klub sepakbola Eropa yang memang memiliki sejuta prestasi dan diantara klub-klub sepakbola tersebut berikut ini 50 klub terbaik sepanjang masa dari tahun ke tahun, seperti yang dilansir Footbal pantheon :

50. AC Milan 1954 – 59
Poin: 755
Generasi emas pertama AC Milan dengan ikon seperti Juan Schiaffino serta duo Swedia Nils Liedholm dan Gunnar Nordahl.
Prestasi: Serie A 1955, 1957, 1959; Runner-up Piala Champions 1958
Pelatih: Hector Puricelli, Giuseppe Viani
Best XI (4-4-2): Buffon; Fontana, Cesare Maldini, Beraldo, Bergamaschi; Radice, Danova, Liedholm, Schiaffino; Grillo, Nordahl

49. Tottenham Hotspur 1960 – 63
Poin: 765
Tim Inggris pertama yang memenangi trofi Eropa dengan membantai Atletico Madrid 5-1 di final Piala Winner 1963.
Prestasi: English league 1961; FA Cup 1961, 1962; Cup Winners Cup 1963
Pelatih: Bill Nicholson
Best XI (3-2-5): Brown; Baker, Henry, Blanchflower; Norman, Mackay; Jones, White, Smith, Greaves, Dyson

48. Stade Reims 1952 – 59
Poin: 770
Rival sengit Real Madrid di era-era awal Piala Eropa. Diperkuat tiga legenda hidup Prancis, Raymond Kopa, Michel Hidalgo, dan Just Fontaine.
Prestasi: Liga Prancis 1953, 1955, 1958; Piala Prancis 1958; Runner-up Piala Champions 1956, 1959
Pelatih: Albert Batteux
Best XI (4-4-2): Jacquet; Zimny, Jonquet, Giraudo, Leblond; Siatka, Hidalgo, Glowacki, Kopa; Fontaine, Vincent

47. Arsenal 2001 – 05
Poin: 780
Invincible Arsenal 2004 plus keganasan Thierry Henry dalam mencetak gol akan selalu diingat dalam sejarah. Namun, sayang gagal meneruskan dominasi mereka di Eropa.
Prestasi: Premier League 2002, 2004; FA Cup 2002, 2003, 2005
Pelatih: Arsene Wenger
Best XI (4-4-2): Lehmann; Lauren, Cole, Campbell, Toure; Gilberto, Vieira, Ljungberg, Pires; Bergkamp, Henry

46. Preston North End 1888 – 92
Poin: 805
Preston North End merupakan pemenang titel liga pertama di dunia. Sebelum Arsenal 2004, Preston-lah yang pertama invincible, atau 114 tahun sebelumnya.
Prestasi: Liga Inggris 1889, 1890; FA Cup 1889
Pelatih: William Suddell
Best XI (2-3-5): Mills-Roberts; Howarth, Holmes; Drummond, Russell, Graham; Gordon, Ross, Goodall, Dewhurst, Thomson

45. Porto 1984 – 87
Poin: 810
Era di mana dua pemain terhebat sepanjang sejarah Porto bermain: Rabah Madjer dan Paulo Futre yang berbuah Piala Champions 1987.
Prestasi: Piala Champions 1987; Liga Portugal 1985, 1986
Pelatih: Artur Jorge
Best XI (4-3-1-2): Mlynarczyk; Joao Pinto, Inacio, Eduardo Luis, Celso; Quim, Magalhaes, Sousa, Madjer; Futre, Fernando Gomes

44. Aston Villa 1893 – 1900
Poin: 820
Dinasti pertama dalam sejarah sepakbola internasional. Amat mendominasi seperti Barcelona di era sekarang.
Prestasi: Liga Inggris 1894, 1896, 1897, 1899, 1900; FA Cup 1895, 1897
Pelatih: George Ramsay
Best XI: Whitehouse, Spencer, Reynolds, Evans, Cowan, Crabtree, Athersmith, Devey, Campbell, Wheldon, Cowan

43. AC Milan 2002 -07
Poin: 825
Era di mana AC Milan punya lebih banyak gelar Eropa dibanding domestik. Saat menjuarai Liga Champions 2003, mereka menyingkirkan Bayern Munich, Borussia Dortmund, Real Madrid, Ajax, Inter hingga Juventus di final.
Prestasi: Liga Champions 2003, 2007; Serie A 2004; Piala Italia 2003; Runners-up Liga Champions 2005
Pelatih: Carlo Ancelotti
Best XI (4-2-2-2): Dida; Cafu, Kaladze, Nesta, Maldini; Gattuso, Pirlo; Seedorf, Kaka; Shevchenko, Inzaghi

42. Real Madrid 1977 – 81
Poin: 830
Dengan ikon seperti Jose Santillana, inilah tim Real Madrid pertama yang mencapai final Liga Champions setelah absen 32 tahun.
Prestasi: Liga Spanyol 1978, 1979, 1980; Piala Spanyol 1980: Runners-up Piala Champions 1981
Pelatih: Luis Molowny, Vujadin Boskov
Best XI (4-4-2) : Rodriguez; Cortes, Camacho, Sabido, Navajas; Stielike, del Bosque, de los Santas; Santillana, Cunningham

41. Manchester United 1964 – 68
Poin: 835
Sir Matt Busby babes. Dengan pemain kelas dunia seperti Sir Bobby Charlton, Denis Law, hingga George Best, United menjuarai Piala Champions 1968, 10 tahun pascatragedi Munich.
Prestasi: Piala Champions 1968; Liga Inggris 1965, 1967
Managers: Matt Busby
Best XI (4-4-2): Stepney; Dunne, Brennan, Foulkes; Stiles, Crerand, Charlton, Sadler; Best, Law

40. Bayern Munich 1984 – 90
Poin: 840
Era paling dominan dalam sejarah Bayern Munich di Bundesliga. Terima kasih kepada era keemasan Jerman di era 80-an.
Prestasi: Bundesliga 1985, 1986, 1987, 1989, 1990; Piala Jerman 1986; Runners-up Piala Champions 1987
Pelatih: Udo Lattek, Jupp Heynckes
Best XI (3-5-2): Pfaff; Nachtweih, Brehme, Augenthaler, Pflugler, Thon; Dorfner, Matthaus; Hoeness, Kogl, Voller.

39. Liverpool 1985 – 90
Poin: 845
Tragedi Haysel membuat tim ini gagal menunjukkan kehebatannya di Eropa. Pertanyaan yang selalu menggelitik ialah bila tak ada larangan, apakah John Barnes, Peter Beardsley, dan Ian Rush mampu mengatasi AC Milannya Arrigo Sacchi?
Prestasi: Liga Inggris 1986, 1988, 1990; FA Cup 1986, 1989
Pelatih: Kenny Dalglish
Best XI (4-4-2): Grobbelaar; Nicol, Beglin, Lawrenson, Hansen; Whelan, McMahon, Houghton, Barnes; Beardsley, Rush

38. Chelsea 2004 – 07
Poin: 860
Dianggap sebagai tim terbaik yang pernah ada yang tak pernah menjuarai Liga Champions. Jose Mourinho mampu mematahkan dominasi Manchester United dan Arsenal sekaligus di Inggris.
Prestasi: Liga Inggris 2005, 2006; FA Cup 2007; Piala Liga Inggris 2005, 2007
Pelatih: Jose Mourinho
Best XI (4-3-3): Cech; Ferreira, Gallas, Carvalho, Terry; Makelele, Lampard, Essien; Robben, Duff, Drogba

37. Barcelona 1950 – 54
Poin: 880
Inilah era di mana Barcelona punya pemain terhebat sepanjang sejarah klub hingga dibuatkan patungnya di Camp Nou, Ladislao Kubala.
Prestasi: Liga Spanyol 1952, 1953; Piala Spanyol 1951, 1952, 1953
Pelatih: Ferdinand Daucik
Best XI (3-4-3): Velasco; Tejada, Segarra, Gracia; Simatoc, Gonzalvo, Moreno, Kubala; Seguer, Manchon, Rodriguez

36. St. Etienne 1973 – 76
Poin: 890
Tim Prancis pertama yang sanggup mendominasi kompetisi domestik.
Prestasi: Liga Prancis 1974, 1975, 1976; Piala Prancis 1974, 1975; Runners-up Piala Champions 1976
Pelatih: Robert Herbin
Best XI (4-3-3): Curkovic; Repellini, Piazza, Lopez, Janvion; Bathenay, Santini, Larque; P Revelli, H Revelli, Rocheteau

35. Real Madrid 1999 – 03
Poin: 905
Back heel Fernando Redondo di perempatfinal melawan Manchester United dan tendangan voli Zinedine Zidane di final melawan Bayer Leverkuesen jadi ikon dari tim berjuluk Los Galacticos ini.
Prestasi: Liga Champions 2000, 2002; Liga Spanyol 2001, 2003
Pelatih: Vicente Del Bosque
Best XI (4-3-3): Casillas; Salgado, Roberto Carlos, Helguera, Hierro; Redondo, Zidane, it; Raul, Ronaldo, Morientes

34. Borussia Monchengladbach 1969 – 78
Poin: 915
Gelandang legendaris Jerman Gunter Netzer membawa Gladbach mampu mendominasi Jerman, padahal kala itu masih ada Franz Beckenbauer di Bayern Munich.
Prestasi: Liga Jerman 1970, 1971, 1975, 1976, 1977; Piala Jerman 1973; Uefa Cup 1975; Runners-up Piala Champions 1977
Pelatih: Hennes Weisweiler, Udo Lattek
Best XI (3-4-3): Kneib; Vogts, Klinkhammer, Wittkamp; Schafer, Netzer, Bonhof, Wimmer; Stielike; Heynckes, Simonsen

33. Real Madrid 1960 – 64
Poin: 925
Inilah era di mana Ferenc Puskas dan Alfredo di Stefano yang mulai memasuki usia 30-an tahun dipadukan dengan wonderkid macam Amancio dan Fello.
Prestasi: Liga Spanyol 1961, 1962, 1963, 1964; Piala Spanyol 1962; Runners-up Piala Champions 1962, 1964
Pelatih: Miguel Munoz
Best XI (4-3-3): Vicente; Santamaria, Zoco, Sanchez, Pachin; Muller, Di Stefano, Felo; Gento, Amancio, Puskas
32.

32. PSV Eindhoven 1985 – 89
Poin: 930
Guus Hiddink berhasil membawa era keemasan bagi PSV Eindhoven di Belanda dan Eropa. Pernah mencetak 117 gol di Liga Belanda musim 1988/89.
Prestasi: Piala Champions 1988; Liga Belanda 1986, 1987, 1988, 1989; Piala Belanda 1988, 1989
Pelatih: Guus Hiddink
Best XI (4-4-2): Van Breukelen; Gerets, Nielsen, Koeman, Heintze; Lerby, Van Aerle, Vanenburg, Linskens; Kieft, Romario

31. Feyenoord 1968 – 74
Poin: 945
Tim Belanda pertama yang menjuarai Liga Champions.
Prestasi: Piala Champions 1970; Liga Belanda 1969, 1971, 1974; Piala Belanda 1969, 1974; Uefa Cup 1974
Pelatih: Ben Peeters, Ernst Happel, Wiel Coerver
Best XI (4-3-3): Graafland; Rijsbergen, Laseroms, Israel, Van Duivenbode; Jansen, Van Hanegem; Wery, Kindvall, Moulijn

30. Porto 2002 – 04
Poin: 955
Dianggap beruntung menjuarai Liga Champions 2004 karena hanya menghadapi AS Monaco di final, tapi sesungguhnya skuad penuh determinasi Jose Mourinho ini sanggup meladeni tim manapun dari era kapanpun.
Prestasi: Liga Champions 2004; Liga Portugal 2003, 2004; Uefa Cup 2003; Piala Portugal 2003
Pelatih: Jose Mourinho
Best XI (4-3-1-2): Baia; Ferreira, Nuno Valente, Carvalho, Jorge Costa; Costinha, Maniche, Mendes; Deco; Derlei, Carlos Alberto

29. Steaua Bucharest 1984 – 89
Poin: 960
Inilah tim legendaris dari Rumania yang mencatat rekor 104 laga tidak terkalahkan di dalam negeri. Rekor yang masih bertahan hingga sekarang
Prestasi: Piala Champions 1986; Liga Rumania 1985, 1986, 1987, 1988, 1989; Piala Rumania 1985, 1987, 1988, 1989; Runners-up Piala Champions 1989
Pelatih: Emerich Jenei, Anghel Iordanescu
Best XI (4-4-2): Duckadam; Petrescu, Belodedici, Bumbescu, Iovan; Balint, Hagi, Boloni, Majearu; Lacatus, Piturca

28. Nottingham Forrest 1977 – 80
Poin: 965
Pelatih legendaris Brian Clough berhasil membawa Nott’m Forrest dari tim level provinsi menjadi penakluk Eropa berkat pendekatannya yang unik.
Prestasi: Piala Champions 1979, 1980; Liga Inggris 1978; Piala Liga Inggris 1978, 1979
Pelatih: Brian Clough
Best XI (4-4-2): Shilton, Anderson, Clark, Lloyd, Burns; McGovern, Francis, Gemmill, Robertson, Woodcock, Birtles

27. Juventus 1930 – 35
Poin: 970
Inilah tim pertama dan satu-satunya di Italia yang berhasil merebut Serie A lima kali berturut-turut.
Prestasi: Serie A 1931, 1932, 1933, 1934, 1935
Pelatih: Carlo Carcano
Best XI (2-3-5): Combi; Caligaris, Rosetta; Bertolini, Varglien, Monti; Cesarini, Ferrari, Sernagiotto, Orsi, Borel

26. Barcelona 1958 – 61
Poin: 980
Dengan Sandor Kocsis dan Luis Suarez, pelatih legendaris Helenio Herrera membawa Barca mampu melawan Real Madrid yang begitu dominan di era 50-an.
Prestasi: Liga Spanyol 1959, 1960; Piala Spanyol 1959; Fairs Cup 1958, 1960; Runners-up Piala Champions 1961
Prestasi: Helenio Herrera, Ljubisa Brocic, Enrique Orizaola
Best XI (4-4-2): Ramallets; Foncho, Gensana, Gracia, Verges; Garay, Kubala, Kocsis, Evaristo, Suarez; Czibor

25. Barcelona 2004 – 06
Poin: 985
Gocekan maut Ronaldinho dan keganasan Samuel Eto’o mengantarkan Barca sukses menyihir Eropa.
Prestasi: Liga Champions 2006; Liga Spanyol 2005, 2006
Pelatih: Frank Rijkaard
Best XI (4-3-3): Valdes; Belletti, Van Bronckhorst, Puyol, Edmilson; Van Bommel, Xavi, Deco; Giuly, Ronaldinho, Eto’o

24. Red Star Belgrade 1987 – 92
Poin: 995
Dalam buku Behind the Curtain ditulis bahwa Red Star Belgrade punya teknik brilian, permainan mengalir, kecerdasan mengatur tempo, dan organisasi yang superior.
Prestasi: Piala Champions 1991; Liga Yugoslavia 1988, 1990, 1991, 1992; Piala Yugoslavia 1990
Pelatih: Velibor Vasovic, Branko Stankovic, Dragoslav Sekularac, Ljupko Petrovic
Best XI (4-4-2): Stojanovic; Belodedici, Najdovski, Sabanadzovic, Marovic; Jugovic, Prosinecki, Mijajlovic, Binic; Savicevic, Pancev

23. Real Madrid 1984 – 90
Poin: 1.000
Menjadi satu-satunya tim di Spanyol yang pernah menjuarai Liga Spanyol lima kali beruntun.
Prestasi: Liga Spanyol 1986, 1987, 1988, 1989, 1990; Piala Spanyol 1989; Uefa Cup 1985, 1986
Pelatih: Luis Molowny, Leo Beenhakker, John Toshack
Best XI (3-4-3): Buyo; Chendo, Camacho, Sanchis; Gordillo, Martin Vazquez, Michel, Schuster; Butragueno, Valdano, Hugo Sanchez

22. Real Madrid 1964 – 69
Poin: 1.005
Era baru Real Madrid pasca-tidak adanya lagi Ferenc Puskas dan Alfredo di Stefano. Pelatih Miguel Munoz sanggup membuat Pirri dan Amancio meneruskan prestasi seniornya.
Prestasi: Piala Champions 1966; Liga Spanyol 1965, 1967, 1968, 1969;
Pelatih: Miguel Munoz
Best XI (4-4-2): Araquistain; Pachin, de Felipe, Zoco, Sanchis; Pirri, Velazquez, Serena, Amancio; Grosso, Gento

21. Internazionale 2008 – 10
Poin: 1.010
Dengan menjuarai Serie A, Piala Italia, dan Liga Champions 2010, Internazionale jadi satu-satunya tim di Italia yang pernah meraih treble.
Prestasi: Liga Champions 2010; Serie A 2009, 2010; Coppa Italia 2010
Pelatih: Jose Mourinho
Best XI (4-2-1-3): Cesar; Maicon, Zanetti, Lucio, Samuel; Cambiasso, Mota; Sneijder; Eto’o, Pandev, Milito

20. Manchester United 1998 – 2001
Poin: 1.015
Drama dua gol injury-time di final Liga Champions tak mungkin terlupakan. Treble di musim 1999 puncak karier Sir Alex Ferguson di United.
Prestasi: Liga Champions 1999; Liga Inggris 1999, 2000, 2001; FA Cup 1999
Pelatih: Alex Ferguson
Best XI (4-4-2): Schmeichel; Neville, Irwin, Stam, Johnsen; Keane, Scholes, Beckham, Giggs, Yorke, Cole

19. Olympique Marseille 1988 – 93
Poin: 1.020
Skandal pengaturan skor pada 1993 akan terus menghantui kehebatan tim OM satu ini yang berhasil menjadi juara Liga Champions di tengah dominasi the dream team AC Milan.
Prestasi: Liga Champions 1993; Liga Prancis 1989, 1990, 1991, 1992; Piala Prancis 1989; Runners-up Piala Champions 1991
Pelatih: Gerard Gili, Franz Beckenbauer, Raymond Goethals, Tomislav Ivic, Jean Fernandez
Best XI (4-4-2): Barthez; Angloma, Di Meco, Boli, Desailly; Sauzee, Deschamps, Pele, Waddle; Voller, Papin

18. Hamburg 1978 – 83
Poin: 1.030
Disebut-sebut sebagai juara Liga Champions (1983) paling dinilai rendah. Padahal, mereka begitu hebat di Jerman dan ke final LC dua kali dalam empat tahun.
Prestasi: Piala Champions 1983; Liga Jerman 1979, 1982, 1983; Runners-up Piala Champions 1980
Pelatih: Branko Zebec, Ernst Happel
Best XI (4-3-3): Stein; Kaltz, Wehmeyer, Jakobs, Hieronymus; Rolff, Milewski, Magath; Keegan, Hrubesch, Bastrup

17. Juventus 1994 - 98
Poin: 1.045
Tiga kali berturut-turut mencapai final LC. Pressing, taktik, dan kohesivitas superstar yang dibuat Marcelo Lippi membuat Juventus menjadi ‘team to beat’ di akhir 90-an.
Prestasi: Champions League 1996; Serie A 1995, 1997, 1998; Italian Cup 1995; Champions League runners-up 1997, 1998
Pelatih: Marcello Lippi
Best XI (4-3-3): Peruzzi; Torricelli, Pessotto, Ferrara, Iuliano; Deschamps, Sousa, Zidane; Del Piero, Ravanelli, Vialli

16. AC Milan 1987 – 91
Poin: 1.050
Inilah The Dream Team AC Milan. Seperti diucapkan pelatih legendaris Arrigo Sacchi “Bila ingin masuk sejarah, kemenangan saja tidak cukup, Anda juga harus menghibur.”
Prestasi: Piala Champions 1989, 1990; Serie A 1988
Pelatih: Arrigo Sacchi
Best XI (4-4-2): Galli; Tassotti, Maldini, Costacurta, Baresi; Colombo, Rijkaard, Donadoni, Ancelotti, Gullit, Van Basten

15. Bayern Munich 1998 – 2003
Poin: 1.055
Banyak orang lupa betapa cepatnya tim ini bangkit dari kekalahan menyakitkan di final LC 1999 dengan menaklukkan Eropa tiga tahun kemudian dan juga mendominasi Jerman.
Prestasi: Liga Champions 2001; Liga Jerman 1999, 2000, 2001, 2003; Piala Jerman 2000, 2003; Runners-up Liga Champions 1999
Pelatih: Ottmar Hitzfeld
Best XI (3-4-1-2): Kahn; Sagnol, Lizerazu, Linke, Andersson, Kuffour; Jeremies, Effenberg; Scholl, Basler, Elber

14. Ajax 1993 – 96
Poin: 1.065
Generasi emas Ajax di era 90an. Apa yang dialami Barcelona sekarang merupakan representasi yang amat mirip dengan yang dialami Ajax kala itu: mendominasi dengan pemain akademi.
Prestasi: Liga Champions 1995; Liga Belanda 1994, 1995, 1996; Runners-up Liga Champions 1996
Pelatih: Louis van Gaal
Best XI (3-4-3): Van der Sar; Reiziger, F de Boer, Blind; Rijkaard, Seedorf, Davids, Litmanen, Finidi, Overmars, Kluivert

13. Juventus 1976 – 86
Poin: 1.070
Dinasti terlama sepanjang sejarah sepak bola Italia. Seperti dinasti Sir Alex Ferguson di United saat ini. Giovanni Trapattoni membuat Juve jadi tim menakutkan di era 80-an.
Prestasi: Piala Champions 1985; Serie A 1977, 1978, 1981, 1982, 1984, 1986; Piala Italia 1979, 1983; Piala Winners 1984; Uefa Cup 1977; Runners-up Piala Champions 1983
Pelatih: Giovanni Trapattoni
Best XI (4-4-2): Tacconi; Gentile, Cabrini, Brio, Scirea; Bonini, Tardelli, Platini, Boniek; Rossi, Bettega

12. Barcelona 1988 – 94
Poin: 1.085
Bukan hanya AC Milan, Barcelona pun punya Dream Team di era 90-an. Barcelona berhasil mengimplementasikan total football modern dari pelatih Johan Cruyff.
Prestasi: Liga Champions 1992; Liga Spanyol 1991, 1992, 1993, 1994; Piala Spanyol 1990; Piala Winners 1989; Runners-up Liga Champions 1994
Pelatih: Johan Cruyff
Best XI (4-3-3): Zubizarreta; Ferrer, Sergi, Koeman, Nadal; Guardiola, Bakero, Beguiristain; Laudrup, Stoichkov, Romario.

11. Manchester United 2006 – 09
Poin: 1.095
Bila treble 1999 jadi puncak karier Sir Alex Ferguson di United, maka era ini merupakan periode tersukses sang pelatih legendaris di Setan Merah.
Prestasi: Liga Champions 2008; Liga Inggris 2007, 2008, 2009; Piala Liga 2009; Runners-up Liga Champions 2009
Pelatih: Alex Ferguson
Best XI (4-3-3): Van der Sar; Brown, Evra, Vidic, Ferdinand, Hargreaves, Carrick, Giggs; Rooney, Tevez, Ronaldo

10. Torino 1945 – 49
Poin: 1.110
Untuk menggambarkan kekuatan Torino di era ini, mereka pernah unggul 6-0 hanya dalam waktu 19 menit saat menghadapi AS Roma pada 1949. Bisa dibayangkan betapa dominannya mereka di Italia bila tidak ada tragedi kecelakaan pesawat Superga yang menewaskan pemain-pemain Torino di 1949.
Prestasi: Serie A 1946, 1947, 1948, 1949
Pelatih: Luigi Ferrero, Mario Sperone, Egri Erbstein
Best XI: Bacigalupo, Ballarin, Maroso, Grezar, Rigamonti, Castigliano, Menti, Loik, Gabetto, Mazzola, Ossola

9. AC Milan 1991 – 95
Poin: 1.135
Ada dua periode AC Milan di 90-an. Pertama era Arrigo Sacchi, dan kedua era Fabio Capello. Meski tak seatraktif Dream Team Sacchi, Milan Capello terbukti lebih sukses. Saat menjuarai Serie A 1992, mereka pernah mengalahkan Fiorentina 8-2 dan juara bertahan Sampdoria 5-1. Mereka pun sempat tak terkalahkan dalam 58 laga.
Prestasi: Liga Champions 1994; Serie A 1992, 1993, 1994; Runners-up Liga Champions 1993, 1995
Pelatih: Fabio Capello
Best XI (4-3-1-2): Rossi; Tassotti, Maldini, Baresi, Costacurta; Donadoni, Desailly, Albertini, Boban, Savicevic, Simone

8. Celtic 1965 – 74
Poin: 1.140
Era di mana Celtic menjuarai Liga Skotlandia sembilan kali berturut-turut. Di bawah pelatih legendaris Jock Stein, Celtic mencicipi Piala Champions 1967.
Prestasi: Piala Champions 1967; Liga Skotlandia 1966, 1967, 1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974; Piala Skotlandia 1967, 1969, 1971, 1972, 1974; Piala Liga Skotlandia 1966, 1967, 1968, 1969, 1970; Runners-up Piala Champions 1970
Pelatih: Jock Stein
Best XI (4-2-4): Simpson; Craig, Gemmell, McNeill, Clark; Murdoch, Auld; Johnstone, Lennox, Wallace, Chalmers

7. Internazionale 1962 – 67
Poin: 1.145
Dengan sentuhan ajaib pelatih bertangan dingin Helenio Herrera, Internazionale menguasai Italia dan Eropa dengan strategi nan legendaris catenaccio.
Prestasi: Piala Champions 1964, 1965; Serie A 1963, 1965, 1966; Runners-up Piala Champions 1967
Pelatih: Helenio Herrera
Best XI (5-2-3): Sarti; Burgnich, Facchetti, Picchi, Guarneri; Tagnin; Luis Suarez, Corso; Jair, Mazzola, Peiro

6. Benfica 1959 – 68
Poin: 1.165
Dianggap sebagai cerminan Brasil 1970. Dimotori Eusebio, Benfica menguasai Eropa dengan taktik menyerang total di era di mana catenaccio begitu kental.
Prestasi: Piala Champions 1961, 1962; Liga Portugal 1960, 1961, 1963, 1964, 1965, 1967, 1968; Piala Portugal1962, 1964; Runners-up Piala Champions 1963, 1965, 1968
Pelatih: Bela Guttmann, Fernando Riera, Lajos Czeizler, Elek Schwartz, Fernando Cabrita
Best XI (3-3-4): Periera; Mario Joao, Germano, Angelo; Cavem, Cruz, Jose Augusto, Eusebio, Aguas, Coluna, Simoes

5. Bayern Munich 1971 – 76
Poin: 1.260
Era di mana Gerd Muller pernah mencetak 55 gol dalam semusim Bundesliga. Dengan Franz Beckenbauer, mereka juga menjadi satu dari hanya dua tim yang pernah juara Piala Champions tiga kali berturut-turut.
Prestasi: Piala Champions 1974, 1975, 1976; Liga Jerman 1972, 1973, 1974
Pelatih: Udo Lattek, Dettmar Cramer
Best XI (4-3-3): Maier; Hansen, Schwarzenbeck, Beckenbauer, Breitner; Roth, Zobel, Hoeness, Rummenigge, Muller, Kapellmann

4. Barcelona 2008 – 11
Poin: 1.280
Disebut-sebut sebagai tim terhebat sepanjang masa. Kombinasi La Masia pada diri Leo Messi-Andres Iniesta-Xavi membawa Barca begitu menakutkan hingga pernah membantai Real Madrid 5-0 pada 2010 lalu.
Prestasi: Liga Champions 2009, 2011; Liga Spanyol 2009, 2010, 2011; Piala Spanyol 2009
Pelatih: Pep Guardiola
Best XI (4-3-3): Valdes; Dani Alves, Abidal, Pique, Puyol; Busquets, Xavi, Iniesta; Pedro, Messi, Eto’o

3. Liverpool 1975 – 84
Poin: 1.300
Bila Bill Shankly menjadi orang pertama yang membuat Liverpool sebagai juara secara rutin, maka Bob Paisley merupakan sosok yang mengantar The Reds juara tanpa ampun.
Prestasi: Piala Champions 1977, 1978, 1981, 1984; Liga Inggris 1976, 1977, 1979, 1980, 1982, 1983, 1984; Piala Liga1981, 1982, 1983, 1984; Uefa Cup 1976
Pelatih: Bob Paisley, Joe Fagan
Best XI (4-4-2): Clemence; Neal, A Kennedy, Hansen, Hughes; R Kennedy, Souness, McDermott, Heighway; Keegan, Dalglish

2. Real Madrid 1953 – 60
Poin: 1.470
Lima juara Piala Champions dengan kemenangan 7-3 atas Eintracht Frankfurt yang jadi kulminasinya. Alfredo Di Stefano, Ferenc Puskas, Gento, dan Raymond Kopa membawa Real Madrid menjadi jawara yang tak tertandingi di masanya.
Prestasi: Piala Champions 1956, 1957, 1958, 1959, 1960; Liga Spanyol 1954, 1955, 1957, 1958
Pelatih: Enrique Fernandez, Jose Villalonga, Luis Carniglia, Miguel Munoz
Best XI (3-2-5): Dominguez, Marquitos, Santamaria, Pachin, Munoz; Zarraga, Kopa, Rial, Di Stefano, Puskas, Gento

1. Ajax 1965 - 73
Poin: 1.575
Dengan total football yang begitu spektakuler, Ajax seolah memenangi setiap laga, setiap trofi, selama delapan tahun di akhir 60-an dan awal 70-an. Bukan hanya gelar, tapi performa Johan Cruyff dkk. yang begitu eksepsional hingga layak ditahbiskan sebagai klub terhebat sepanjang masa.
Prestasi: Piala Champions 1971, 1972, 1973; Liga Belanda 1966, 1967, 1968, 1970, 1972, 1973; Piala Belanda 1967, 1970, 1971, 1972; Runners-up Piala Champions 1969
Pelatih: Rinus Michels, Stefan Kovacs

tengok juga cuk  jangan di buka.com

barcelona vs ac milan champion 2013

apa jadinya buat barca dan ac milan duel raksasa dunia

UNTUK
kesekian kalinya, dua raksasa Eropa, AC Milan dan Barcelona kembali bentrok di medan Champions League. Total, Rossoneri bakal menjamu raksasa Katalan untuk keempat kalinya dalam tiga tahun terakhir di San Siro, dini hari nanti.

Pertemuan Real Madrid dan Manchester United di pekan lalu, memang banyak menyita perhatian Eropa dan penikmat bola dunia. Tapi duel yang satu ini, jelas tak kalah seru untuk disorot pula. Barca yang masih stabil di berbagai kancah, akan menjajal Milan yang tengah bangkit dengan skuadnya yang masih dalam proses revolusi.

Dari sekian statistik, terselip tiga hal unik dalam angka pada pertemuan dua pentolan Eropa ini,:

0 – Milan belum sekalipun pernah menang di kandangnya sendiri di Champions League musim ini, kendati lolos ke babak 16 besar. Padahal mereka selalu digdaya di kandang jika bertarung di arena domestik. Tapi itu faktanya. Milan, satu-satunya tim peserta perdelapan final yang belum pernah menang di rumah sendiri.

22 – Barcelona tak terkalahkan dalam 22 dari 24 pertandingan terakhirnya di babak knock-out Champions League. Dua kekalahan yang menjadi pengecualian, hanya didapatnya pada laga tandang saat melawan tim-tim Inggris.

75,8 – Barcelona selalu mengendalikan permainan selama babak grup musim ini dengan rata-rata 75.8 persen dalam enam partai terakhir yang mereka mainkan.

Well, tiga fakta di atas jelas bisa menjadi acuan yang argumentatif tapi tetap tak menghapus peluang muncul kejutan. Jika ingin logis, tentu El Barca lebih diunggulkan ketimbang Milan. Belum lagi juga sang tuan rumah, tetap tak bisa menunaikan misi ini – misi memecah telur kemenangan di kandang sendiri.

Sementara di kubu tim tamu, jelas kemenangan akan memudahkan langkah mereka. Misi ini berada di pundak Lionel Messi tentunya. Akan tetapi, Milan juga punya satu penggedor yang mesti diwaspadai. Dengan Mario Balotelli yang tak bisa turun di kancah Eropa (lagi) musim ini, Stephan El Shaarawy diharapkan bisa melecut kejutan terhadap kubu tamu.


Lima Pertemuan Terakhir:

UCL (4/4/2012) Barcelona 3-1 AC Milan

UCL (29/3/2013) AC Milan 0-0 Barcelona

UCL (24/11/2011) AC Milan 2-3 Barcelona

UCL (14/9/2011) Barcelona 2-2 AC Milan

UCL (27/4/2006) Barcelona 0-0 AC Milan..

Idola baru Michu terbaik Premier League


 suatu pemain bermuda yang berbakat di premier leaguesaat ini yang sering di bincangkan
swansea city---- Michu mengonfirmasi statusnya sebagai pembelian terbaik Premier League musim ini setelah menjebol gawang Manchester United di Liberty Stadium.

Sebelum Swansea berjumpa Setan Merah, sorotan media praktis mengarah kepada Michu dan Robin van Persie. Dua ujung tombak ini dianggap sebagai pembelian terbaik masing-masing klub musim ini dan tengah memuncaki daftar top skor Premier League.

Usai laga yang berkesudahan 1-1 tersebut, Miguel Perez Cuesta membuktikan bila dirinya lebih baik dari RvP. Michu berhasil mencetak gol, sementara Van Persie tidak. Michu 1 – RvP 0.

Michu juga membuktikan bahwa harga bukan segalanya dalam sepak bola. Seperti diketahui, Swansea hanya mengeluarkan 2 juta pounds untuk mendatangkannya dari Rayo Vallecano.

Pemain berusia 26 tahun ini hanya dalam waktu lima bulan sukses menaklukan Inggris. From zero to hero.

Sebelum United, Michu juga sudah lebih dulu membobol gawang klub besar lainnya, Arsenal. Michu seakan gemar membobol gawang klub raksasa.

Koleksi 12 golnya menempatkan Michu di puncak daftar top skor bersama RvP dan mengungguli bomber-bomber yang jauh lebih mendunia seperti Luis Suarez (11 gol), Wayne Rooney (7 gol), Carlos Tevez (7 gol), hingga Sergio Aguero (6 gol).

Masalahnya adalah bisakah Michu mempertahankan performanya seperti ini saat memasuki paruh kedua kompetisi nanti? Bila ya, maka pintu tim nasional Spanyol akan terbuka lebar untuk sosok 190 cm ini.

Blogroll

Blogger News